Kamis, 12 Desember 2013

Kisah Sebuah Mainan

Mainan. Itulah aku. Aku bisa menghibur orang-orang disekitarku, orang-orang banyak yang menyukaiku. 
Aku sebuah mainan. Orang-orang terkadang jatuh hati padaku, tertarik denganku saat pertama melihatku, mereka bahkan sangat mengangumiku sehingga merawatku dengan baik.
Aku sebuah mainan. Tempat menampung semua kebosanan, kesedihan, terkadang aku bahkan menjadi tempat pelampiasan amarah bagi pemilikku.
Aku hanya sebuah mainan. Orang-orang menganggapku tidak memiliki perasaan sehingga mereka dengan seenaknya saja datang padaku ketika butuh dan meninggalkanku ketika mereka tak butuh aku.
Ya. Aku memang hanya mainan. Sesayang apapun orang itu padaku, suatu saat tetap saja dia akan meninggalkanku dan kembali pada dunia nyatanya dimana bisa memberinya kesenangan yang nyata.

Tapi tahukah mereka? Aku bahkan tidak berharap diciptakan menjadi mainan. Mereka yang menciptakanku hanya bagi kesenangan mereka. Ketika mereka telah bosan dengan ku, mereka meninggalkan ku, membuangku seakan aku tak pernah berarti bagi mereka. Saat aku mulai usang, mulai membuat mereka bosan, mereka akan menciptakan mainan baru yang lebih bisa menghibur mereka.
 Pernahkah mereka berpikir bagaimana perasaanku? Jelas tidak, karena mereka menciptakanku tanpa perasaan. Namun, tumbuh perasaan dalam diriku seiring dengan waktu yang kuhabiskan dengan mereka.
Pernahkah aku menuntut pada mereka atas apa yang mereka lakukan padaku selama ini? Pernahkah aku meminta mereka menjadikanku nyata? 

Tidak. Karena aku memang hanya tercipta sebagai sebuah MAINAN.

*Bogor, 12 Desember 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar