“Sudah berapa lama kamu disini ?”, Aku memberanikan diri bertanya.
“3 jam”, jawabnya datar.
“Boleh aku duduk di sini ?”, entah mengapa kata ini yang keluar.
Aku menyumpahi ketololanku. Dia diam saja, aku menganggapnya sebagai sebuah penolakan. Diam berarti tak ingin diganggu. Aku berjalan menjauh darinya perlahan tanpa berpamitan. Aku menghilang dan mengamati dari jauh untuk memastikan, apakah perempuan itu mencariku. Ternyata tidak!!!
Tahukah kamu dimana aku kala hujan?
Disini, pada selasar panjang yang menyediakan pemandangan sebuah gedung fakultas seberang. Kamu yang selalu duduk disana bersama teman-temanmu menunggu hujan. Aku penasaran sekali mengapa engkau tak pernah menerobos hujan dengan payungmu, tapi memilih menunggu.
Tahukah kamu dimana aku kala hujan?
Disini, ada sebuah bangku panjang aku menghabiskan buku. Lebih tepatnya pura-pura menghabiskan buku. Sebenarnya mata tak tertuju pada kata-kata. Tapi kepadamu, yang duduk di bangku panjang beberapa ratus meter di depan sana.
Musim sebentar lagi berganti. Tidak ada lagi hujan - hujan deras seperti ini. Tidak ada lagi hujan yang mampu menahanmu sejam - dua jam untuk tak segera pulang.
Tahukah kamu dimana aku kala hujan?
Di atas sajadah panjang yang lusuh, aku berdoa semoga sebelum musim hujan selesai. Kita tidak lagi saling sembunyi. Doa di kala hujan pasti terjadi, Tuhan telah berjanji.
Kurniawan Gunadi
Bandung, 21 Mei 2013