Minggu, 17 November 2013

Para Pemaaf

"Saudariku.. Pernahkah ada seorang yang melukaimu, menuduhmu atas suatu hal yang tidak anda lakukan ? Memanggilmu dengan sebutan yang tidak layak dilontarkan, mengatakan hal – hal yang sangat tidak pantas diucapkan kepada sesama muslimah… Mungkin dia adalah keluarga dekatmu, mungkin dia adalah temanmu, atau bahkan keluarga dari calon pendampingmu… :)


Jangan bersedih ! Tidak hanya anda yang mengalaminya, saya pun pernah mengalaminya.. Duhai saudariku… Tidak semua orang mampu memahami kesalahan yang telah dilakukannya, tidak semua orang mampu menerima kesalahan, dan tidak semua orang mampu meminta maaf kepada anda, meskipun dia sudah menyadari kesalahannya…


Duhai saudariku… Lepaskan keegoisanmu agar cahaya iman masuk kedalam nuranimu, maafkanlah mereka dengan tulus…. Jangan menunggu permintaan maaf mereka kepadamu!... Saudariku… apakah masih ingat dengan kisah Rasululloh SAW berikut ini :


” Suat saat ketika Rasulullah SAW sedang duduk – duduk bersama sahabatnya, Rasulullah SAW bersabda, “Sebentar lagi,salah satu ahli surga akan muncul di hadapan kalian.” Tak lama, seorang laki-laki dari kaum Anshar muncul dengan sisa air wudhu masih menetes dari janggutnya. Ia menenteng terompah di tangan kirinya.

Hari berikutnya, Rasulullah SAW mengulang perkataannya dan orang itu kembali melintas seperti pada kali pertama. Di hari ketiga, Rasulullah SAW mengulang perkataannya, dan kejadian itu kembaliterulang.

Mendengar ucapan Rasulullah SAW, Abdullah bin Amr mengikuti lelaki yang dimaksud Rasulullah SAW lalu berkata kepadanya, “Aku bertengkar dengan ayahku, aku tidak akan menemuinya tiga hari, apakah engkau berkenan memberiku tempat menginap?” lelaki itu menjawab, “Silahkan, dengan senang hati.”

Abdullah bin Amr pun menginap di rumah lelaki itu hingga tiga malam berlalu dan Abdullah belum melihat dari laki-laki itu melakukan amal yang disebut sebagai penghuni surga. Sehingga Abdullah memberanikan diri bertanya, “Sudah tiga hari disini, aku tidak melihatmu mengerjakan amal yang membanggakan. Mengapa Rasul menyebutmu sebagai salah satu calon penghuni surga?”.

Lelaki itu menjawab, “Aku memang tidak melakukan amalan-amalan yang istimewa, tetapi sebelum tidur, aku mengingat kesalahan-kesalahan saudaraku seiman, lalu aku berusaha untuk memaafkannya. Aku hilangkan rasa dengki dan iri terhadap karunia Allah yang diberikan kepada saudaraku.”

Setelah mendengar itu, Abdullah berkata, “Ya,itulah yang menyebabkan engkau disebut sebagai calon penghuni surga.”

Subhanallah ! Begitu dahsyatnya efek memaafkan,saudariku… Semoga Allah menjadikan kita para pemaaf, yang mampu membalas keburukan dengan kebaikan…


Semoga Bermanfaat.. :)" 
— Nuci Priatni
sumber: Goodreads

Iseng-iseng kepo-in Goodreads, menemukan tulisan ini..
Padahal pernah beberapa kali membaca atau mendengar kisah sahabat Rasulullah SAW tersebut, hanya belum terlalu memaknai intinya. Sekarang setelah lebih mengerti arti memaafkan, maka sungguh ada rasa lapang atas segala kejadian.
Semoga kita semua menjadi para pemaaf, dan menjadi pribadi yang lebih baik. Aamiin

#edisi memperbaiki diri :)

Panggilannya "Buaya"

Menghadapi yang namanya anak kecil memang sungguh penuh dengan kejutan, kelucuan, kekonyolan yang kadang tidak terpikirkan oleh orang dewasa.
Karena itu aku sangat menyukai anak kecil >,<

Salah satunya Zaky, nama aslinya Muhammad Zaid Al-Ghifari, ntah darimana panggilan Zaky itu berasal (apa karena aku ya? Nama adik ku dulu Zaky :D). Zaky itu anak sodara sekaligus tetanggaku, dia adiknya sahabatku Nela. Saat itu dia berumur 3 tahun dan sangat sering main ke rumahku, bahkan suka tidur siang di rumah, main hingga kadang tidak mau pulang ke rumahnya sendiri. Dia sangat dekat denganku.
Ini dia si kecil Zaky (tapi ini foto uda gede -_-)

Suatu siang, sebelum tidur siang biasanya aku membacakan majalah Bobo-ku (sampai SMA aku masih suka Bobo lohhh, ups :x). Saat itu Zaky membolak-balik sendiri halaman majalah Bobo, hingga berhenti di sebuah artikel yang membahas pulau komodo. Artikel tersebut menampilkan gambar komodo. Aku yang kemudian melihat Zaky terhenti di halaman tersebut bertanya

"Dek, ini gambar apa?" sambil menunjuk salah satu gambar komodo

"Buaya" jawab Zaky polos

"Eh, bukan ini itu namanya Komodo" kataku meralat

Kemudian Zaky menjawab dengan sok tau dan seperti mengguruiku "Iya kak Dara, ini itu namanya Komodo, tapi panggilannya Buaya"...

#nah loh?
&%^%%$$@@??!!

Ini dia jagoan-jagoanku Zaky dan adiknya Faris, miss them so much :')



Kekuatan Impian

Hujan siang ini tiba-tiba mengingatkan ku tentang perjalanan hidup yang telah aku lalui sejauh ini. 
Bagaimana aku bisa berada disini? Berada di tempat yang bahkan terbersit dalam pikiran pun tak pernah. 
Tapi inilah kuasa Allah, Allah telah mentakdirkan aku ada disini, maka terjadilah.

Namaku Rahmah Dara Ayunda, aku dulunya tinggal di kota Banda Aceh hingga kelas 1 SMP, namun karena suatu kejadian, aku pindah ke sebuah daerah di Aceh Timur, tepatnya di dusun Pasir Putih Kecamatan Peureulak. Coba saja cari di peta, mungkin kalian akan menemukannya walaupun sangat kecil dan nyaris tak terlihat. 

Kehidupan awal ku di Peureulak tidak terlalu menyenangkan. Aku memutuskan meneruskan bersekolah di MTsN Peureulak, dengan pertimbangan sekolahku sebelumnya merupakan Tsanawiyah, jadi sebaiknya aku melanjutkan ke Tsanawiyah juga. 
Pertama kali aku menginjakkan kaki di sekolah baruku, aku sempat terpana, melihat kelas yang rasanya hampir ambruk, dindingnya berupa papan yang sudah bolong di beberaa bagian, papan tulis yang sudah tak bisa digunakan lagi sebagian besar permukaannya, meja dan kursi yang bahkan hampir patah, atap yang jika hujan deras dapat membuat kelas basah. Inikah sekolah baruku? Sungguh bagi anak baru berumur 12 tahun sepertiku, yang sebelumnya bisa belajar di gedung yang nyaman dengan fasilitas yang lengkap ini merupakan hal tak menyenangkan.

Selanjutnya aku melanjutkan pendidikan di SMA N 1 Peureulak, merupakan salah satu sekolah favorit di daerahku. Namun, tetap saja kami yang berada jauh dari perkotaan tidak berani bermimpi yang tinggi. Saat kelas 12, memutuskan kuliah pun hanya sekitaran Banda Aceh dan Medan. Tidak sedikitpun berpikiran kuliah ke pulau Jawa. Termasuk aku. Walaupun aku punya impian menginjakkan kaki di pulau Jawa, namun aku tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya, hanya berdoa dalam hati dan berusaha sebaik mungkin.

Menjelang UN, guru ku memanggilku mengabarkan ada beasiswa untuk pendidikan sarjana. Namun setiap sekolah hanya boleh mengirimkan satu wakilnya saja karena persaingan bukan hanya kecamatan, namun se-kabupaten. Aku yang sempat mewakili sekolah dan kabupaten dalam olimpiade Kimia provinsi Aceh mendapat kepercayaan untuk mengikuti seleksi beasiswa itu. Sempat aku pesimis, bagaimana mungkin aku bisa mendapatkannya, sementara harus bersaing ketat dengan banyak siswa-siswa cerdas lainnya dari seluruh kecamatan yang ada di Aceh Timur. Namun, banyak yang memberiku semangat, meyakinkanku bahwa aku bisa.

Pengumuman di koran itu yang menyadarkanku bahwa impian akan terwujud dengan adanya keyakinan, usaha, doa. Aku termasuk salah satu penerima beasiswa provinsi. Pihak beasiswa menjalin kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi terbaik Indonesia, diantaranya IPB (Institut Pertanian Bogor) dan ITS (Intitut Teknologi Sepuluh November). Aku memutuskan untuk memilih IPB.

Dokumentasi koran pengumuman J

Dan disinilah aku sekarang. Aku yang hanya anak desa dari pelosok pedalaman Aceh Timur bisa menginjakkan kaki di salah satu universitas terbaik kedua Indonesia (akreditasi 2013). Mengenyam pendidikan hingga tidak terasa aku sudah tingkat ahir.
Kini aku percaya kekuatan impian, usaha dan doa.

Jangan berhenti bermimpi,
Lets catch our dreams, J

Bogor, 17 November 2013
*di sela-sela hujan dan mencari topik penelitian